Hai
semua...
Namaku
Cassandra Katherina atau biasa dipanggil Cassey. Disini, aku mau cerita tentang
adikku, Cherry. Bagaimana dia berjuang melawan leukemia hingga dia dipanggil
Tuhan.
Aucherrylia
Karenina lahir di Amsterdam, 2 Januari 2004. Dia adalah anak bungsu dari 3
bersaudara. Kakak pertama kami namanya Jonathan. Sebagai anak bungsu, tentu dia
disayang sama ayah, bunda, dan kakak-kakaknya. Perbedaan umur Cherry dengan
kami, kakak-kakaknya, juga terbilang jauh (Aku dengan Cherry berjarak 12 tahun,
sedangkan Kak Jonathan dengan Cherry berjarak 14 tahun). Tapi itu tidak membuat
dia jadi anak manja. Cherry itu anak yang aktif dan ceria. Dia ikut banyak
ekskul disekolahnya, seperti paduan, dance, dan pramuka. Dia juga anak yang rajin
beribadah dan dekat dengan Tuhan. Imannya bisa dikatakan kuat untuk anak
seusianya.
Sampai
suatu hari, bunda menemukan lebam di kaki Cherry. Ketika ditanyai kenapa
kakinya lebam, dia malah tidak tahu penyebabnya. Kemudian beberapa hari
berikutnya dia mimisan sehabis pulang sekolah dan mendadak demam tinggi. Tapi
dia nggak mau diperiksa ke dokter soalnya masih sibuk sama kegiatan jamborenya.
Pas kegiatan jamborenya selesai, dua minggu setelah Cherry merayakan ulang
tahunnya yang ke-9, ayah sama bunda bawa Cherry ke rumah sakit. Setelah
dilakukan pemeriksaan, hasilnya benar-benar diluar dugaan. Cherry mengidap
leukemia stadium 3. Tapi ayah dan bunda tidak mau percaya begitu saja. Cherry
dibawa ke rumah sakit lain berdasarkan rekomendasi salah satu teman kerja kak
Jonathan. Ternyata, hasilnya tidak jauh beda dari pemeriksaan sebelumnya.
Dokter menyarankan supaya Cherry dirawat di rumah sakit.
Sejak
tahu hasil pemeriksaannya, Cherry mendadak murung. Apalagi setelah ayah sama
bunda nyuruh dia berhenti sekolah buat menjalani perawatan, dia makin tertutup
sama siapapun, termasuk sama aku yang notabene orang yang paling deket sama
Cherry. Tapi hebatnya, dia sama sekali tidak mengeluh selama menjalani
pengobatan. Temen-temen Cherry juga sering dateng berkunjung ke rumah sakit.
Mereka sering belajar bersama di ruang rawat Cherry, walaupun kadang Cherry
tidak mau ketemu temen-temennya. Aku seneng Cherry dikelilingi orang-orang yang
sayang sama dia. Ketika dirumah, dia mengurung diri di kamar dan baru keluar
kalau aku atau bunda manggil dia buat makan. Itupun kalau moodnya sedang bagus.
Kalau tidak, terpaksa aku yang ke kamarnya dan bujuk dia supaya mau makan.
Untungnya
Cherry itu anak yang taat beribadah dan dekat dengan Tuhan. Dia tidak pernah
menyalahkan Tuhan atas semua yang terjadi. Dia meyakini kalau ini adalah takdir
yang sudah ditentukan Tuhan buat Cherry. Walaupun Cherry kehilangan kepercayaan
dirinya karena leukemia yang dideritanya, tapi dia tidak pernah kehilangan
keyakinannya terhadap Tuhan.
Pernah
setelah kemoterapi, kondisi Cherry memburuk. Dia muntah berkali-kali sampai
benar-benar lemas (kalau tidak salah Cherry muntah sampai 15x). Waktu itu bunda
berdo'a, meminta pada Tuhan agar Cherry berhenti muntah. Tapi Cherry malah
bilang kalau Tuhan itu baik, muntah yang dialami Cherry itu karena Tuhan ingin
mengeluarkan segala hal yang tidak baik ditubuh Cherry. Malam itu kami
sekeluarga belajar tentang kebaikan Tuhan dari seorang anak berumur 10 tahun
(waktu itu Cherry sudah berumur 10 tahun). Itu juga pertama kalinya Cherry mau
berbicara banyak setelah sekian lama. Biasanya dia hanya mau bicara kalau
memang ada yang ingin dikatakan saja.
Kemudian
ketika aku mau pergi ke mall buat belanja keperluan kampus, tiba-tiba Cherry
ingin ikut. Awalnya aku ingin menolak soalnya dia tidak boleh kecapekan. Tapi
setelah dipikir lagi, akhirnya aku mengajak Cherry. Seperti dugaanku, sepanjang
perjalanan ke mall, tidak ada percakapan diantara kami. Begitu juga ketika kami
berkeliling mall, kami hanya diam sambil memperhatikan etalase. Sebenernya aku
sudah berusaha mengajak Cherry mengobrol, tapi Cherry cuma menjawab singkat
tanpa melihat wajahku. Akhirnya aku membiarkannya asyik melihat-lihat barang di
etalase. Ketika lewat di etalase elektronik, tiba-tiba Cherry berhenti. Aku sempat
heran karena tidak biasanya dia begitu. Waktu aku tanya, dia cuma menjawab
kalau dia suka sama lagu yang diputar di tempat itu. Sampai rumah, dia langsung
buka laptop, searching lagu yang barusan didengar di mall. Akhirnya dia tahu
itu lagunya Got7 yang judulnya just right.
Sejak
tahu Got7, Cherry jadi lebih ceria. Dia sering ngikutin info tentang Got7 dan
mulai suka sama salah satu membernya yang namanya Mark Tuan. Cherry bahkan
tidak pernah absen menonton Got7 ketika mereka comeback “If You Do”, “Fly” dan
“Hard Carry”. Cherry jadi lebih sering senyum dan ketawa, terutama kalau lagi
liat videonya Got7, bahkan Cherry mencetak foto Mark dan memajangnya di kamar
rawatnya, kadang foto itu dipeluk ketika tidur. Ketika tahu Got7 mengadakan
Fanmeeting di Indonesia, Cherry benar-benar senang. Dia langsung minta kak Jonathan buat belikan
tiket fanmeeting Got7 buat kami berdua (aku dan Cherry). Kalau dulu Cherry mau
berobat karena pengen bisa sekolah lagi, sekarang motivasinya bertambah, dia
pengen bisa liat Got7, terutama Mark secara langsung.
Tapi
ternyata Tuhan berkehendak lain. Awal Desember kemarin, tiba-tiba kondisi
Cherry menurun. Dia bahkan sempat tidak sadarkan diri selama 5 hari. Ini adalah
kondisinya yang paling buruk selama ini. Untungnya Cherry sadar walaupun lemah.
Aku masih ingat malam itu, Cherry jadi sangat manja dan minta ditemani tidur.
Kebetulan aku yang sedang ada waktu luang, jadi aku yang menemani dia tidur.
Menjelang tidur, kami terlibat percakapan kecil.
C: kak, sekarang aku tau kenapa aku sakit
leukemia.
Aku: kenapa, dik?
C: soalnya Tuhan sayang
sama aku. Makanya aku dikasih penyakit, biar aku makin deket sama Tuhan.
Waktu
itu aku tidak bisa ngomong apapun. Ucapan Cherry malam itu benar-benar ganjil.
Kemudian kami melanjutkan obrolan kami.
C: kak, nanti kalo kakak jadi ke fanmeet
Got7, bilangin ke Mark oppa kalo aku ngefans banget sama dia.
Aku: nanti kamu bisa bilang ke Mark oppa
sendiri, dik. Kita kan mau dateng bareng-bareng.
C: kayaknya nanti kakak dateng sendirian.
Aku: lho kenapa? Kak Jonathan udah beli 2
tiket buat kita. Kamu nggak mau ikut?
C: aku nggak tau bisa dateng apa nggak.
Kakak aja yang bilang ke Mark oppa. Mau ya kak?
Aku: jangan ngomong aneh-aneh, ah.
C: plis kak, mau ya?
Akhirnya
aku mengangguk walaupun merasa agak janggal. Lalu Cherry mulai mengantuk, dia
langsung ngambil alkitab dan fotonya Mark buat dipeluk pas tidur seperti
biasanya. Aku nyanyiin lagu pengantar tidur sambil mengelus kepalanya yang
ditutupi beanie hat.
Malam
itu Cherry tidur nyenyak, sampai besok paginya, suster yang biasa melakukan
pemeriksaan rutin bilang kalau tanda vital Cherry berhenti. Dokter langsung
memeriksa Cherry. Ternyata Cherry sudah pergi, pada tanggal 9 Desember 2016
tepat pukul 7 pagi. Tuhan memanggilnya ketika Cherry sedang tidur. Kami berusaha
mengikhlaskan kepergian Cherry walaupun rasanya sedih dan kehilangan. Cherry
meninggal ketika dia berumur 12 tahun, setelah berjuang selama kurang lebih 3
tahun, dia memilih menyerah dan kembali ke pelukan Tuhan.
Hari
ini Cherry, malaikat kecil kami, berulang tahun yang ke 13. Aku yakin sekarang
Cherry sudah bahagia. Cherry benar, Tuhan sangat sayang sama Cherry, melebihi
rasa sayang kami padanya, sampai Tuhan memanggilnya lebih dulu dari kami semua.
Selamat
ulang tahun, adikku sayang. Ayah, bunda, Kak Cassey sama Kak Jonathan berharap
semoga Tuhan menjagamu dengan baik melebihi kami. Terima kasih sudah hadir dan
membawa bahagia buat kami. Kami sayang Cherry selalu. Tidur yang nyenyak ya,
cantik.
Semoga
cerita tentang Cherry ini bisa menginspirasi siapapun, dan mungkin bisa
menambah iman dan keyakinan kita terhadap Tuhan. Aamiin.
Rest In Peace Cherry, Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik buat kamu, sayang.