Senin, 02 Januari 2017

Happy B'day and Rest In Peace, Cherry

Hari ini aku mau menyampaikan cerita dari salah satu sahabatku, Kak Cassey, yang adiknya meninggal Desember kemarin. Cherry, adik Cassey ini seorang K-Popers, sama kayak aku. Dia ahgase (fans GOT7) cilik yang mencintai GOT7 dengan tulus sampai saat terakhirnya.

Hai semua...
Namaku Cassandra Katherina atau biasa dipanggil Cassey. Disini, aku mau cerita tentang adikku, Cherry. Bagaimana dia berjuang melawan leukemia hingga dia dipanggil Tuhan.
Aucherrylia Karenina lahir di Amsterdam, 2 Januari 2004. Dia adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Kakak pertama kami namanya Jonathan. Sebagai anak bungsu, tentu dia disayang sama ayah, bunda, dan kakak-kakaknya. Perbedaan umur Cherry dengan kami, kakak-kakaknya, juga terbilang jauh (Aku dengan Cherry berjarak 12 tahun, sedangkan Kak Jonathan dengan Cherry berjarak 14 tahun). Tapi itu tidak membuat dia jadi anak manja. Cherry itu anak yang aktif dan ceria. Dia ikut banyak ekskul disekolahnya, seperti paduan, dance, dan pramuka. Dia juga anak yang rajin beribadah dan dekat dengan Tuhan. Imannya bisa dikatakan kuat untuk anak seusianya.
Sampai suatu hari, bunda menemukan lebam di kaki Cherry. Ketika ditanyai kenapa kakinya lebam, dia malah tidak tahu penyebabnya. Kemudian beberapa hari berikutnya dia mimisan sehabis pulang sekolah dan mendadak demam tinggi. Tapi dia nggak mau diperiksa ke dokter soalnya masih sibuk sama kegiatan jamborenya. Pas kegiatan jamborenya selesai, dua minggu setelah Cherry merayakan ulang tahunnya yang ke-9, ayah sama bunda bawa Cherry ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan, hasilnya benar-benar diluar dugaan. Cherry mengidap leukemia stadium 3. Tapi ayah dan bunda tidak mau percaya begitu saja. Cherry dibawa ke rumah sakit lain berdasarkan rekomendasi salah satu teman kerja kak Jonathan. Ternyata, hasilnya tidak jauh beda dari pemeriksaan sebelumnya. Dokter menyarankan supaya Cherry dirawat di rumah sakit.
Sejak tahu hasil pemeriksaannya, Cherry mendadak murung. Apalagi setelah ayah sama bunda nyuruh dia berhenti sekolah buat menjalani perawatan, dia makin tertutup sama siapapun, termasuk sama aku yang notabene orang yang paling deket sama Cherry. Tapi hebatnya, dia sama sekali tidak mengeluh selama menjalani pengobatan. Temen-temen Cherry juga sering dateng berkunjung ke rumah sakit. Mereka sering belajar bersama di ruang rawat Cherry, walaupun kadang Cherry tidak mau ketemu temen-temennya. Aku seneng Cherry dikelilingi orang-orang yang sayang sama dia. Ketika dirumah, dia mengurung diri di kamar dan baru keluar kalau aku atau bunda manggil dia buat makan. Itupun kalau moodnya sedang bagus. Kalau tidak, terpaksa aku yang ke kamarnya dan bujuk dia supaya mau makan.
Untungnya Cherry itu anak yang taat beribadah dan dekat dengan Tuhan. Dia tidak pernah menyalahkan Tuhan atas semua yang terjadi. Dia meyakini kalau ini adalah takdir yang sudah ditentukan Tuhan buat Cherry. Walaupun Cherry kehilangan kepercayaan dirinya karena leukemia yang dideritanya, tapi dia tidak pernah kehilangan keyakinannya terhadap Tuhan.
Pernah setelah kemoterapi, kondisi Cherry memburuk. Dia muntah berkali-kali sampai benar-benar lemas (kalau tidak salah Cherry muntah sampai 15x). Waktu itu bunda berdo'a, meminta pada Tuhan agar Cherry berhenti muntah. Tapi Cherry malah bilang kalau Tuhan itu baik, muntah yang dialami Cherry itu karena Tuhan ingin mengeluarkan segala hal yang tidak baik ditubuh Cherry. Malam itu kami sekeluarga belajar tentang kebaikan Tuhan dari seorang anak berumur 10 tahun (waktu itu Cherry sudah berumur 10 tahun). Itu juga pertama kalinya Cherry mau berbicara banyak setelah sekian lama. Biasanya dia hanya mau bicara kalau memang ada yang ingin dikatakan saja.
Kemudian ketika aku mau pergi ke mall buat belanja keperluan kampus, tiba-tiba Cherry ingin ikut. Awalnya aku ingin menolak soalnya dia tidak boleh kecapekan. Tapi setelah dipikir lagi, akhirnya aku mengajak Cherry. Seperti dugaanku, sepanjang perjalanan ke mall, tidak ada percakapan diantara kami. Begitu juga ketika kami berkeliling mall, kami hanya diam sambil memperhatikan etalase. Sebenernya aku sudah berusaha mengajak Cherry mengobrol, tapi Cherry cuma menjawab singkat tanpa melihat wajahku. Akhirnya aku membiarkannya asyik melihat-lihat barang di etalase. Ketika lewat di etalase elektronik, tiba-tiba Cherry berhenti. Aku sempat heran karena tidak biasanya dia begitu. Waktu aku tanya, dia cuma menjawab kalau dia suka sama lagu yang diputar di tempat itu. Sampai rumah, dia langsung buka laptop, searching lagu yang barusan didengar di mall. Akhirnya dia tahu itu lagunya Got7 yang judulnya just right.
Sejak tahu Got7, Cherry jadi lebih ceria. Dia sering ngikutin info tentang Got7 dan mulai suka sama salah satu membernya yang namanya Mark Tuan. Cherry bahkan tidak pernah absen menonton Got7 ketika mereka comeback “If You Do”, “Fly” dan “Hard Carry”. Cherry jadi lebih sering senyum dan ketawa, terutama kalau lagi liat videonya Got7, bahkan Cherry mencetak foto Mark dan memajangnya di kamar rawatnya, kadang foto itu dipeluk ketika tidur. Ketika tahu Got7 mengadakan Fanmeeting di Indonesia, Cherry benar-benar senang.  Dia langsung minta kak Jonathan buat belikan tiket fanmeeting Got7 buat kami berdua (aku dan Cherry). Kalau dulu Cherry mau berobat karena pengen bisa sekolah lagi, sekarang motivasinya bertambah, dia pengen bisa liat Got7, terutama Mark secara langsung.
Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Awal Desember kemarin, tiba-tiba kondisi Cherry menurun. Dia bahkan sempat tidak sadarkan diri selama 5 hari. Ini adalah kondisinya yang paling buruk selama ini. Untungnya Cherry sadar walaupun lemah. Aku masih ingat malam itu, Cherry jadi sangat manja dan minta ditemani tidur. Kebetulan aku yang sedang ada waktu luang, jadi aku yang menemani dia tidur. Menjelang tidur, kami terlibat percakapan kecil.
C: kak, sekarang aku tau kenapa aku sakit leukemia.
Aku: kenapa, dik?
C: soalnya Tuhan sayang sama aku. Makanya aku dikasih penyakit, biar aku makin deket sama Tuhan.
Waktu itu aku tidak bisa ngomong apapun. Ucapan Cherry malam itu benar-benar ganjil. Kemudian kami melanjutkan obrolan kami.
C: kak, nanti kalo kakak jadi ke fanmeet Got7, bilangin ke Mark oppa kalo aku ngefans banget sama dia.
Aku: nanti kamu bisa bilang ke Mark oppa sendiri, dik. Kita kan mau dateng bareng-bareng.
C: kayaknya nanti kakak dateng sendirian.
Aku: lho kenapa? Kak Jonathan udah beli 2 tiket buat kita. Kamu nggak mau ikut?
C: aku nggak tau bisa dateng apa nggak. Kakak aja yang bilang ke Mark oppa. Mau ya kak?
Aku: jangan ngomong aneh-aneh, ah.
C: plis kak, mau ya?
Akhirnya aku mengangguk walaupun merasa agak janggal. Lalu Cherry mulai mengantuk, dia langsung ngambil alkitab dan fotonya Mark buat dipeluk pas tidur seperti biasanya. Aku nyanyiin lagu pengantar tidur sambil mengelus kepalanya yang ditutupi beanie hat.
Malam itu Cherry tidur nyenyak, sampai besok paginya, suster yang biasa melakukan pemeriksaan rutin bilang kalau tanda vital Cherry berhenti. Dokter langsung memeriksa Cherry. Ternyata Cherry sudah pergi, pada tanggal 9 Desember 2016 tepat pukul 7 pagi. Tuhan memanggilnya ketika Cherry sedang tidur. Kami berusaha mengikhlaskan kepergian Cherry walaupun rasanya sedih dan kehilangan. Cherry meninggal ketika dia berumur 12 tahun, setelah berjuang selama kurang lebih 3 tahun, dia memilih menyerah dan kembali ke pelukan Tuhan.
Hari ini Cherry, malaikat kecil kami, berulang tahun yang ke 13. Aku yakin sekarang Cherry sudah bahagia. Cherry benar, Tuhan sangat sayang sama Cherry, melebihi rasa sayang kami padanya, sampai Tuhan memanggilnya lebih dulu dari kami semua.
Selamat ulang tahun, adikku sayang. Ayah, bunda, Kak Cassey sama Kak Jonathan berharap semoga Tuhan menjagamu dengan baik melebihi kami. Terima kasih sudah hadir dan membawa bahagia buat kami. Kami sayang Cherry selalu. Tidur yang nyenyak ya, cantik.

Semoga cerita tentang Cherry ini bisa menginspirasi siapapun, dan mungkin bisa menambah iman dan keyakinan kita terhadap Tuhan. Aamiin.

Rest In Peace Cherry, Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik buat kamu, sayang.

Kamis, 14 Mei 2015

Project Lab. Productivity 2

Hai hai hai... kali ini aku mau mempublikasikan lagi kegiatan lab. produktivitas Poltekkes Solo nih... setelah dua hari praktek, aku baru tahu kalo alat terapi yang dibuat sama kelompokku itu namanya Nine peg hole. Moga-moga aja nggak salah namanya, soalnya yang ngasih tau kakak tingkatku sih.. maklum, aku masih tingkat 1 jadi belum tahu banyak alat-alat terapi. oke, nggak usah banyak cingcong lagi, sekarang saatnya aku kasih tahu kegiatan lab produktivitas anak-anak D-IV Okupasi Terapi tingkat 1 hari kedua. cekidot...

ini lagi persiapan mau gergaji akrilik yang jadi bahan dasar bikin nine peg hole


 kalo yang ini lagi gergaji papan yang dijadiin alas buat penumpu akrilik bagian atas...




ini temen-temenku yang lagi bekerja keras buat project kali ini...




gergaji mesin ini kudunya jadi alat yang mempermudah kegiatan motong pola akrilik. tapi kampretnya alat ini malah rusak pas mau dipake sama kelasku -_-


nah, ini akrilik yang udah selesai dipotong ;)



ini temen-temenku sekelompok, yang satu lagi ngamplas akrilik, yang satunya lagi gergaji papan






temenku dengan anarkinya bikin gergaji ini rusak :D maklum baru make pertama, belum begitu mahir nukang hehehe


 ini lagi ngalusin papan alas akriliknya


 kalo ini lagi bikin pola buat lubangnya


inilah kerangka nine peg hole yang masih belum keliatan bentuk aslinya.


Nah, itu dia sedikit kegiatan di lab. produktivitas Poltekkes Solo. aku baru nyadar kalo anak-anak D-IV Okupasi Terapi itu punya bakat terpendam di bidang pertukangan muahahaha xD tapi dibalik itu, kegiatan lab. produktivitas itu kegiatan paling greget yang aku alami selama kuliah di Poltekkes Solo.

udah dulu buat postingan hari ini. sampe jumpa lagi di postinganku selanjutnya. Paipai ;)

Minggu, 10 Mei 2015

Project Lab. Productivity 1

Kali ini aku mau postingin tugas kuliahku tentang project alat terapi buat tugas kuliah yang dibuat sendiri... eh, berkelompok ding :D Nah, berikut ini proses pembuatan project pada hari pertama, sekalian mau buktiin kalo anak D-IV Okupasi Terapi tingkat, yang nantinya bakal jadi terapis yang andal (amiiin...) bisa juga merangkap jadi tukang kayu. hehehe.... xD

 Ini lagi bikin pola kerangka alatnya di papan akrilik...







kalo yang ini lagi bikin pola buat laacinya...







Ini udah suasana maghrib, tapi anak D-IV Okupasi Terapi tingkat 1 masih aja berkutat di kampus buat nyelesaiin pola kerangka alat terapi...




Komentar gue liat foto yang ini: Posisi temen gue awkward banget nih... xD

Oke gaeeees, sekian dulu postinganku kali ini... sampe jumpa di postinganku selanjutnya yoaaaa.... :)

Sabtu, 25 April 2015

Memorized Of You



Author             : Adilla Maharani
Title                 : Memorized Of You
Cast                : - Kim Myungsoo/ L
                          - A Girl
Other Cast       : Infinite Member
Genre              : Romance, sad
Length             : Vignette
Disclamire      : Inspirasi dari MV Kerispatih “mengenangmu” dengan sedikit perubahan. Cerita murni dari pikiran sendiri. Fanfiction pertama yang di publish, jadi masih banyak kekurangan, typo bertebaran, pemakaian bahasa korea yang mungkin salah, gaje dan pasaran. Jangan lupa RCL guys...!!! J

Barisan manusia berpakaian hitam memenuhi kursi gereja. Dentang lonceng gereja menggema membelah langi yang menghitam. Didepan altar, terlihat seorang namja sedang berdiri seorang namja sedang berdiri memandangi sebuah peti kayu. Mata elangnya tertancap lurus kearah seseorang yang terbaring disana. Tak ada airmata yang menetes walaupun cairan bening itu sudah menghalangi pandangan matanya. Disekitarnya, enam orang namja menatapnya dengan iba.
“L, jangan seperti ini...” kata namja bermata sipit. Namja yang ia panggil L itu berulang kali menghela nafas agar perasaan yang membekap hatinya sedikit berkurang. Sunggyu –namja bermata sipit itu- mengusap lengan L dengan lembut.
“Waktuku sudah habis, hyung. Dia telah pergi dan aku belum membahagiakannya...” gumam L lirih.
“Jangan berkata begitu. Dia sudah bahagia. Jangan membuatnya bersedih kerena melihatmu seperti ini” kata Sungyeol.
“Harusnya hari ini, di tempat ini, dia menjadi milikku. Tapi pada akhirnya...” L tidak melanjutkan kata-katanya.
“Tuhan tidak pernah menyakiti umatNya. Dia memiliki alasan yang indah untuk melakukan itu. Tak selamanya takdir Tuhan berakhir buruk.”Ujar Hoya. Ia tahu, ini sangat menyakitkan untuk dongsaeng tampannya itu. Kekasihnya pergi secara tiba-tiba dan dengan cara yang mengejutkan.
“Kajja, kita harus duduk. Sebentar lagi misa kematian akan dimulai:” ajak Woohyun sambil menggamit lengan L. Namun, L tidak beranjak dari tempatnya.
“Aku masih ingin disini, hyung. Aku belum meminta maaf padanya atas semua kebodohanku. Biarkan aku disini dulu, hyung.”Racau L.
“Nanti kita melihatnya lagi sebelum petinya ditutup. Lihatlah, pendeta sudah naik mimbar.”Bujuk Dongwoo. L masih bergeming sembari mengusap peti kayu itu. Wajah cantik kekasih L begitu terpatri jelasdalam ingatan visual tampan itu.
“Kajja hyung. Nanti kita kemari lagi sebelum petinya ditutup.”Kata Sungjong sambil menyeret L menjauh dari peti itu dibantu oleh Woohyun. Mau tak mau, L mengikuti langkah teman-temannya yang satu per satu mulai duduk di barisan depan.

Memorized Of You ˜

            *Flashback*
            “Oppa...” panggil yeoja itu. L menoleh earah sumber suara. Suara lembut kekasihnya telah mengalihkan perhatian namja itu dari layar laptop yang sejak tadi menjadi fokus perhatiannya.
            “Sejak kapan kau masuk? Aku tidak mendengar suara bel berbunyi.”Tanya L.
            “Aku sudah menekan bel ratusan kali tapi tak ada jawaban. Untungnya pintu apartemen oppa tidak dikunci sehingga aku langsung masuk. Ternyata oppa sedang berpacaran dengan laptop oppa.”Dengus yeoja itu.
            “Mianhae, aku sedang mengecek email. Kata Hyoan hyung, naskah untuk drama terbaruku sudah dikirim kesana. Aku merevisi bagian naskah yang memmerlukan improvisasi.”Kata L. Yeoja cantik itu memajukan bibir mungilnya, lagi-lagi ia diduakan oleh drama. Melihat itu, L langsung berdiri dan memeluk pinggang ramping kekasihnya.
            “Jangan cemburu. Aku melakukannya karena kau tahu biaya untuk menikah tidaklah murah. Bersabarlah sebentar eoh.”Ujar L. Kekasihnya hanya tersenyum sambil tersipu malu mendengar penuturan namja tampan itu.
            “Myungsoo oppa paling bisa merayuku” cibir yeoja itu.
            Myungsoo, hanya yeoja itu yang memanggil L dengan nama aslinya. Tentu saja selain keluarganya dan member infinite yang sesekali memanggilnya dengan nama itu.
            “Bukankah aku sudah berjanji untuk itu? Aku tidak akan mengingkarinya.”Kata L. Senyum di bibir kekasihnya semakin terkembang lebar.
            “Tunggulah beberapa bulan lagi dan aku akan menjadikanmu milikku seutuhnya.”Ujar L.
            *flashback end*

Memorized Of You ˜

            L merogoh saku jas htamnya untuk mengambil sesuatu. Sebuah kotak merah kecil kini ada di genggamannya. Ia membuka kotak itu dan terlihatlah sepasang cincin yang amat manis..
            “Hari ini adalah hari terburuk dalam hidupku. Kau pergi bahkan tanpa bisa aku miliki... Kau tahu, sulit untukku percaya bahwa yang ada di dalam peti itu adalah kau...”

Memorized Of You ˜

            *Flashback*
            “Oppa terlihat senang sekali. Waeyo?” tanya yeoja cantik itu. L tersenyum lebar kearah kekasihnya.
            “Dramaku sukses!” Seru L. Ia memeluk kekasihnya dan mengangkat tubuh mungil yeoja itu tinggi-tinggi.
            “Whoaaa, chukhahanda oppa. Aku ikut senang mendengarnya.”Ucap yeoja itu dengan tulus.
            “Minggu depan, aku akan membawamu ke depan altar. Kita akan mengikatkan diri dan hati kita satu sama lain disana.”Kata L.
            “Yakseo?” Tanya yeoja itu.
            “Yakseo.” Sahut L sambil menautkan kelingkingnya pada kelingking mungil kekasihnya.
            *Flashback end*

Memorized Of You ˜

            L berjalan mendekat ke peti kayu kekasihnya. Ia berjongkok dan memasangkan cincin di jari manis kekasihnya. Seharusnya ia memasangkan cincin itu dengan wajah yang penuh dengan kebahagiaan. L memejamkan mata, membayangkan ia sedang bersanding dengan kekasihnya dan mengucap janji suci pernikahan didepan pendeta, keluarga dan sahabat-sahabat mereka. Lagi-lagi tak ada airmata yang jatuh walaupun L sangat ingin menangis. Para pelayat yang hadir menatap iba namja berwajah tampan yang ada di hadapan mereka. Sungguh, ini adalah pemandangan yang menyayat hati mereka yang hadir disana.
            “Petinya akan segera ditutup. Berilah penghormatan terakhir untuknya.”Ujar Sunggyu yang membuyarkan lamunan L. Namja bermata sipit itu membantu L berdiri dan memberikan salam perpisahan dan penghormatan terakhir untuk kekasihnya.
            “Biar kami yang membawa petinya. Kau bawa fotonya saja, arra?” Kata Dongwoo. L hanya mengangguk lemah tanpa mengatakan apapun.

Memorized Of You ˜

            “Ada berita buruk.”
            Sungyeol yang tadinya sibuk memainkan ponsel tiba-tiba mkengejutkan member infinite –kecuali L- yang duduk disekitarnya. Kelima namja tampan itu memandang Sungyeol dengan rasa ingin tahu yang besar.
            “Wae geurae hyung?” Tanya Sungjong mewakili hyungdeulnya.
            “Dia kecelakaan.”Kata Sungyeol. Member infinite yang lain memandangnya dengan tatapan bingung.
            “Nuguya?” tanya Sungjong lagi.
            “Kekasih L mengalami kecelakaan maut dan dia tewas ditempat” Jawab sungyeol pelan. Member infinite tersentak mendengar berita yang baru saja mereka dapatkan.
            “Kau jangan bercanda, Sungyeolie! Gurauanmu ini sudah keterlaluan!” Seru sunggyu dengan nada kesal/
            “aku tidak sedang bercanda, hyung. Kekasih L mengalami kecelakaan kemarin malam di daerah ilsan. Mobil yang ia kendarai ditabrak oleh truk pengangkut bahan bakar minyak lalu menabrak pembatas jalan dan akhirnya ia meninggal. Kalau kalian tidak percaya baca berita ini, baru diunggah 10 menit yang lalu.”Ujar Sungyeol panjang lebar. Member infinite mengerumuni ponsel milik Sungyeol dan membaca berita yang masih terpampang. Wajah tampan kelima member infinite tertegun cukup lama.
            “Aigooo, kasihan sekali L. Lusa dia akan menikah dan sekarang kekasihnya malah meninggal dengan tragis begini.” Komentar Dongwoo.
            “Apa kita harus memberi tahu L soal ini?” Tanya Woohyun.
            “Tentu saja. Hanya saja aku bingung bagaimana cara menyampaikan berita ini pada L. Dia pasti akan sangat shock” Kata Hoya.
            “Wae geurae?” tiba-tiba suara L mengagetkan mereka semua. Member infinite seketika berbalik dan memandang prihatin pada visual mereka.
            “Yak! Kenapa kalian malah diam saja? Mwoya?” Seru L sedikit kesal. Member infinite yang lain saling berpandangan seakan memberi kode siapa yang harus memberi tahu L soal kejadian tragis yang menimpa Kekasihnya. Tak kunjung mendapatkan jawaban, L melirik ponsel sungyeol yang masih menampilkan berita kecelakaan tragis kekasihnya.
            “Kalau kalian tidak mau memberi tahu, biar aku cari tahu sendiri.”L merampas ponsel Sungyeol dan melihat apa yang menjadi bahan pembicaraan teman-temannya. Wajah tampan L seketika memucat usai mengetahui apa  yang diributkan member infinite barusan.
            “Andwae... Maldo andwae...” Gumam L. Ia merosot lemas ke lantai bersamaan dengan airmata yang berderai di pipinya. Sunggyu memeluk visual kesayangan mereka dengan erat.
            “Jangan bersedih sendiri. Bagilah kesedihanmu pada kami.” Ucap Sunggyu dengan lembut. L tidak bereaksi, ia hanya menangis sambil memanggil nama kekasihnya.
            “Ia sudah pergi. Jangan tangisi kepergiannya seperti ini.”Ujar Dongwoo. Sungyeol dengan sigap mengambil ponselnya sebelum dihancurkan oleh L yang terlihat kalut.
            “Lusa kami akan menikah. Kami sudah mempersiapkan segalanya. Sekarang tiba-tiba semuanya menjadi hancur seperti ini?! Tuhan benar-benar tidak adil!!!” Teriak L. Ia mengutuk Tuhan dan menganggap bahwa Tuhan bersikap semena-mena padanya.
            “Ssstt... Jangan berbicara seperti itu. Tuhan mengambilnya darimu karena Dia lebih menyayanginya. Dia ingin kekasihmu memiliki kehidupan yang lebih baik.” Woohyun menginterupsi perkataan L dengan nada lembut.
            “Dengan mengambilnya dari sisiku?! Apa itu yang disebut dengan kehidupan yang lebih baik, huh?! Tuhan jahat!!! Dia tidak adil!!!” Teriak L semakin kalut. Airmatanya mengalir semakin deras di pipi.
            “Dengarkan hyung, tidak ada rencana Tuhan yang menyakitkan. Ia telah memilihkan semua yang terbaik untukmu, termasuk jodohmu kelak. Tuhan amatlah baik pada umatNya. Dia sangat menyayangimu dan juga kekasihmu.” Ujar Hoya sambil menangkupkan kedua tangannya ke wajah L. Ibu jarinya mengusap jejak airmata yang mengalir di wajah tampan visual kesayangan mereka.
            “Ikhlaskan dia, hyung... Biarkan dia pergi dengan tenang...” kata Sungjong.
            *Flashback end*

Memorized Of You ˜

            L melangkah keluar gereja lebih dulu sembari membawa foto kekasihnya. Dalam foto itu, kekasihnya terlihat sangat cantik. Senyumnya seolah tengah memperlihatkan sebuah kebahagiaan yang teramat besar. Dibelakang L, member infinite membawa peti kayu kekasih L dengan hati-hati. Tak ada suara atau sepatah katapun yang terdengar. Hanya hembusan angin yang membelai lembut wajah mereka. Setelah memasukkan peti kedalam mobil ambulance, L dan member infinite lain segera naik ke van mereka dan mengantarkan kekasih L ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Memorized Of You ˜

            *Flashback*
            L membelai wajah kekasihnya yang telah terbujur kaku. Namja tampan itu bahkan tidak mempedulikan tubuh dan kemeja yang ia kenakan terkena noda darah. L masih tak percaya bahwa yang ada dihadapannya ini adalah kekasihnya.
Oppa...
Mianhae karena mungkin aku tidak bisa menepati janjiku padamu.
Myungsoo oppa tidak boleh menangis karena aku tidak suka melihat airmata membasahi wajah tampanmu.
Semoga kau bisa menemukan seseorang yang lebih baik dariku.
Saranghae oppa...
Tim forensik menemukan catatan itu di tas kekasih L. L membacanya dengan perasaan sedih yang mendalam. Kekasihnya bahkan sudah memiliki firasat akan pergi jauh meninggalkannya. Member infinite berdiri dibelakang L tanpa tahu harus berbuat apa lagi.
            “Kajima...Kajima...”
            *Flashback end*

Memorized Of You ˜

            Peti jenazah itu mulai diturunkan secara perlahan ke dalam liang lahat. Nyanyian lagu misa kematian mengiringi suasana sendu itu. L hanya menatap kosong kearah peti kekasihnya sambil menggumamkan lagu misa dengan pelan. Setelah peti terkubur sempurna, satu persatu pelayat meninggalkan area pemakaman usai mengucapkan bela sungkawa kepada L dan member infinite.Hanya L dan member infinite yang masih bertahan berdiri di depan makam kekasih L. Pandangan hampa L membuat member infinite sedih sekaligus iba.
            “Sudah cukup kau bertahan dan berusaha tegar. Tak apa bila kau ingin menangis” kata Sungyeol pelan. Iatidak tega melihat sahabatnya terus disiksa oleh perasaan menyakitkan itu. Menangis bukanlah sesuatu yang buruk untuk mengekspresikan rasa sakit itu.
            “Aku sudah berjanji padanya untuk tidak menangis. Aku tidak kan melanggar janjiku sendiri” gumam L. Suara parau itu mengisyaratkan betapa besarnya perasaan kehilangan yang dialami oleh L.
            “Kami berjanji tidak akan menertawakanmu kalau kau menangis. Sudah cukup kau menahan semua itu. Sekarang saatnya kau berbaik hati pada dirimu sendiri.”Bujuk Woohyun dengan lembut dan penuh perasaan sayang pada dongsaeng tampannya. Akhirnya, L jatuh berlutut. Semua perasaan yang sejak kemarin ia tahan, tumpah begitu saja dihadapan makam kekasihnya. Mata elang L membentuk aliran sungai kecil diwajahnya.
            Hati L terluka, ia terluka sangat dalam dan parah hingga mustahi rasanya untuk disembuhkan. Hatinya benar-benar hancur. Luka itu berdarah dan mungkin tidak akan pernah sembuhdan pulih seperti sedia kala lagi.
            Desir angin yang berhembus pelan menyanyikan lagu lara, seakan ikut merasakan perasaan kehilangan yang teramat pahit itu. Keenam member infinite memeluk L erat, sekedar mengalirkan kekuatan untuk namja itu.
            “Kajja. Sudah saatnya kita pulang. Biarkan dia bahagia disisis Tuhan dan beristirahat dengan tenang.” Ajak sunggyu setelah mereka terdiam cukup lama. L mengusap sisa airmatanya dan mencoba untuk tersenyum, mencoba mengikhlaskan semua yang telah terjadi. Ia sengaja meninggalkan makam kekasihnya terakhir untuk memperlihatkan betapa ia kuat menghadapi semua ini pada kekasihnya. Kini ia berjanji untuk tidak menangisi kekasihnya lagi. Ia tidak ingin membuat kekasihnya bersedih.
            “Rest in peace, my love. Tunggulah aku disana, sampai saat nanti malaikant maut Tuhan menjemputku dan menyandingkanku denganmu. Jeongmal saranghae...”











THE END ^_^